Pengembangan Matematika Pada AUD Melalui Permainan, Mengapa Tidak
Penulis : Dilla Apri Permata Sari, Mahasiswi Fakultas Pendidikan UNP
Masih dengan anak usia dini , berbicara tentang anak usia dini memang tidak ada habisnya. Mulai dari peran orang tua hingga para pendidik sangat penting adanya.
Matematika , siapa yang tidak mengenal ilmu tersebut bahkan dari sejak dini di haruskan untuk menuntutnya. Realitanya kebanyakan orang beranggapan bahwa ilmu pasti ini rumit , lantas bagaimana cara pengajuan bahkan pengembangan ilmu ini kepada anak usia dini.
Matematika dapat memberikan anak-anak cara memahami dan menghargai dunia di sekitar serta memperkaya pengalaman mereka yang sempit Nikson ( Gerson , 2004 ) menyatakan bahwa pembelajaran matematika ialah upaya membantu anak melalui proses internalisasi untuk mengkonstruksi konsep atau prinsip matematika terbangun kembali dengan kemampuannya sendiri. Matematika bagi anak usia dini ( Brewer , 2007 ) merupakan cara untuk melihat dunia dan pengalaman mereka di dalamnya. Sebuah cara untuk memecahkan suatu Masalah , sebuah pemahaman mengenai angka dan operasinya , fungsi , hubungan , probabilitas dan pengukuran.
Pelaksanaan pembelajaran sekarang ini banyak menginspirasi dari empat ahli psikologi kognitif terkenal diantaranya adalah Piaget, Vygotsky, Bruner,dan Dienes. Gagasan atau ide mereka didasarkan pada teori konstruktivisme. Pada teori tersebut memandang anak dapat berkreasi dengan pengetahuannya yang bersumber dari aktivitas mental sehingga menghasilkan pengalamana dari dunia sekitarnya dan menemukan makna dari kegiatan tersebut Berdasarkan keempat ahli psikologi
kognitif (Piaget, Vygotsky, Bruner,dan Dienes ) memberikan beberapa petunjuk yang sama mengenai proses anak untuk mengenal matematika dalam PAUD. Pada Anak usia 3 sampai dengan 6 tahun dapat mengenal matematika melalui benda-benda di lingkungan mereka dan untuk tingkat sedikit di atasnya melalui benda manipulatif Pada Anak usia prasekolah menurut Clements3 merupakan waktu yang tepat untuk memberikan ketertarikan untuk berhitung, menyusun, membentuk bangunan, menemukan pola, mengukur, dan memperkirakan. Matematika prasekolah tidak terletak pada penguasaan aritmatika dasar. Namun, memberikan pengalamanmatematika dalam permaianan mereka, menjelaskan, dan berpikir tentang dunia mereka.
Berdasarkan beberapa pemahaman di atas, maka perlu adanya perhatian khusus dalam pengajaran matematika untuk anak usia dini (PAUD). Pengajaran matematika dalam hal penyampaian konsep matematika, harus disesuaikan dengan perkembangan dari anak usia dini tersebut.
Mahasiswi bimbingan bapak Dr.Setiyo Utoyo M.pd , Dilla Apri Permata Sari beserta rekan-rekan mahasiswi dari departemen PG.PAUD FIP UNP telah melaksanakan praktek terkait pengembangan matematika bagi AUD.
Menurut bapak Setiyo Utoyo bahwasannya pengajaran matematika terhadap AUD itu tidak harus selalu mengenalkan konsep secara langsung. Para pendidik beserta orang tua di tuntut kreatif dan sekreatif mungkin agar pembelajaran dapat menjadi menyenangkan dan di pahami oleh anak. Lantas , bagaimana caranya?
Berdasarkan hasil praktek yang di lakukan oleh rekan-rekan mahasiswi ada beberapa cara di antaranya melalui kegiatan bermain seraya belajar di alam bebas , di ambil dari metode bapak Utoyo sendiri untuk suasana belajar bisa diganti-ganti agar tidak menimbulkan kebosanan bagi anak usia dini.
Pelaksanaan yang di lakukan oleh rekan-rekan kelompok 3 yaitu di pantai ujung batu , tabing kota Padang. Di sana cuaca yang indah , suasana yang berbeda dapat di jadikan alternatif jika anak bosan saat berada di dalam ruangan saja. Contoh kegiatan permainan yang di lakukan yaitu :
1. Lari tangkas
2. Lompati segitigamu
Dari kedua permainan tersebut , rekan-rekan mahasiswi hanya menggunakan bahan-bahan sederhana , senang di dapat beserta aman bagi anak. Diantaranya kertas karton , origami sebagai bahan utama dan alat atau bahan pendukung lainnya.
Berdasarkan percobaan yang di lakukan oleh rekan-rekan mahasiswi dari dua kegiatan permainan di atas lari tangkas dan lompati segitigamu. Di dapatkan beberapa manfaat bagi anak usia dini.
1. Dari segi fisik
Di lihat dari segi fisik. Berlari , melompat sangat bermanfaat bagi anak usia dini. Pada bagian kaki , tangan serta kecermatan penglihatan dari anak. Serta di saat anak melakukan aktivitas fisik maka di saat itu lah tanpa di sadari anak telah memberikan ruang untuk tubuhnya bergerak dengan baik. Dan gerakan anak bebas tidak terbatas di banding bergerak di dalam ruangan. Bukan hanya dari gerak tubuh beserta anggota tubuh saja. Tapi , pertumbuhan dan perkembangan pada organ tubuh anak juga dapat terpengaruhi , banyak gerak pada anak dapat menimbulkan beberapa dampak yang positif :
1. Anak cepat merasa lapar
2. Anak akan lebih cepat lelah dan tidak terlalu sulit untuk tidur
3. Anak banyak mengeluarkan keringat
Dan itu semua berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Meliputi : tinggi anak , berat badan , gigi dan organ vital lainnya. Serta mempengaruhi kekuatan tubuh anak usia dini.
2. Dari segi Non - fisik
Dilihat dari segi Non - fisik , bahwasannya manfaat dari kegiatan permainan ini di antaranya anak mendapatkan kesenangan tersendiri bagi dirinya baik itu dari segi mental maupun emosional si anak. Lari tangkas , lompati segitiga. Kenyatannya memang mudah untuk di lakukan tapi jika di praktekan secara langsung jangankan AUD orang dewasa saja mungkin lelah untuk melakukannya. Di sanalah kesabaran , ketelitian serta taat kepada peraturan semua nya di pelajari oleh anak.
Dan sadar atau tidak di sadari materi yang ingin di sampaikan kepada anak tersampaikan dengan baik , enak dan menyenangkan serta in shaa Allah akan selalu tersimpan di dalam memori sang anak. Sebab , apa pun yang di lakukan dengan senang hati , menyenangkan itu akan tersimpan lama apalagi di ajarkan dari belia termasuk juga dengan belajar.
Berdasarkan kenyataannya banyak lembaga pendidikan AUD di luar sana masih menggunakan cara atau konsep lama dalam pengajaran untuk anak usia dini terlebih dalam pengajaran matematika.
Logika nya saja , tiba di kembalikan kepada diri orang dewasa itu dengan melihat jangan kan mempelajari sudah menimbulkan rasa malas , patah semangat bahkan bosan. Nah , apalagi kepada anak terlebih AUD itu yang anak rasakan sama dengan apa yang orang dewasa alami. Anak pada konsepnya belum bisa untuk menerima dan menyerap materi pembelajaran. Memang benar itu di sesuaikan dengan usia setiap anak , tapi perlu di ingat bahwasannya pola pikir dan kemampuan setiap anak itu berbeda - beda , tidak sama.
Oleh sebab itu , di perlukan stimulasi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak baik dari segi fisik maupun dari segi Non - fisik. Untuk anak atau anak usia dini stimulasi yang dapat di berikan dapat berupa :
Kegiatan yang menyenangkan seperti permainan di tempat yang terbuka dan berikan suasana baru kepada anak dengan stimulasi menggunakan permainan ini anak bukan hanya sekedar bermain namun pembelajaran juga dapat terserap dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak.
Ajarilah anak dengan menyenangkan tetapi tetap menerapkan konsep kedisiplinan kepada anak. Berikanlah stimulasi yang menyenangkan dalam penyampaian dan pengembangan ilmu pengetahuan kepada anak sejak usia dini atau belia bukan untuk matematika saja karena di pandang sulit , tapi untuk semua ilmu pengetahuan agar dapat melahirkan generasi yang gemilang nantinya di masa depan.
Bukan hanya kegiatan permainan lari tangkas atau lompati segitigamu saja , banyak sekali daftar kegiatan permainan yang dapat membantu menstimulasi penyampaian materi serta pengembangannya kepada anak usia dini.
Tidak ada komentar