Proyek PPK 1.1 Mendapat Sorotan ?, Ahmad Refi : Ada Kemungkinan Pekerjaan Tak Sesuai Metoda
Padang, (SUMBAR) internewss - Masih dalam masa pelaksanaan, rigid beton dengan tebal 15 centimeter dibahu jalan nasional sudah retak - retak. Disinyalir retak - retak yang timbul pada permukaan rigid beton mutu FC 15 atau K-175 faktor kelalain pekerjaan dilapangan. Proyek jenis pekerjaan rigid beton bahu jalan tersebut merupakan paket penanganan blackspot Lubuk Alung - Padang Luar, Padang Panjang - Batas Solok yang dikelola PPK 1.1, Satker PJN Wilayah 1 Propinsi Sumbar, Balai PJN Sumbar.
Menurut Ahmad Refi, Ahli Beton dari ITP (Institut Teknik Padang) kerusakan pada rigid beton dapat terjadi akibat pekerjaan dilakukan tidak sesuai metoda pelaksanaan. Sebab untuk mendapatkan hasil yang baik, proses pekerjaan harus berjalan mengikuti ketentuan dalam metoda pelaksanaan.
"Kalau tidak sesuai dengan metoda pelaksanaan, tentu ada dampak yang ditimbulkan seperti retak rambut hingga retak lebih besar. Makanya ikuti saja metoda pelaksanaan, sebelum beton dihampar, pastikan proses penggalian dan pemadatan telah maksimal dikerjakan, lokasi nya juga harus bersih"kata Dosen ITP ini, pada internewss Kamis (15/6).
Penyebab lain yang mengakibat kan rigid beton mengalami retak bisa faktor kurang maksimal melakukan perawatan beton. "Beton yang telah dihampar sampai batas waktu ditentukan mesti dirawat dengan cara dibasahi, disiram dan ditutupi karung" kata Refi.
Faktor lain bisa soal ketebalan tidak sesuai dengan yang ditentukan. "Yang diminta tebal 15 centimeter tapi yang dikerjakan 10 centimeter bisa jadi pemicu kerusakan beton. Kalau masih diambang toleransi oke lah antara 14,5 centimeter hingga 14 centimeter, tapi kalau 10 centimeter gimana jadinya"kata Refi dengan nada bertanya.
Pemicu kerusakan beton lainnya bisa terjadi pada proses pencampuran material seperti takaran pasir, kerikil, dan semen. Bisa juga faktor kelebihan air pada saat proses pencampuran. "Jobmix formula (JMF) sudah melalui tahapan pengujian guna memastikan standar mutu sudah terpenuhi "ungkapnya.
Namun hal tersebut semua harus dibuktikan untuk memastikan bahwa yang dikerjakan sudah sesuai mutu dan metoda pelaksanaan. "Kita tidak bisa memastikan faktor penyebab kerusakan pada beton itu, jika tidak dilakukan pengujian"tambahnya.
Pada berita sebelumnya, Nasir PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Satker PJN Wilayah 1 Sumbar, Balai PJN Sumbar, kepada internewss mengklaim, bahwa pekerjaan rigid beton yang dilaksanakan kontraktor CV Bangun Sarana Persada sudah sesuai mutu k-175 dengan ketebalan 15 CM, dan kedalaman galian sudah sesuai standar spesifikasi teknis yang dianjurkan.
Sekarang permukaan Rigid beton yang retak telah dilakukan perbaikan. Penyebab timbul nya retak kata Nasir, disebabkan oleh faktor non teknis dilapangan dimana umur beton belum diperbolehkan untuk dilalui dan dilindasi mobil terutama mobil bermuatan berat.
"Inilah faktor yang terjadi dilapangan, masyarakat tidak sabar menunggu umur beton nya sehingga rambu - rambu yang kita pasang dilokasi pekerjaan dibuka masyarakat. Begitu juga polis line yang kita pasang juga dibuka, sehingga mobil melindasi beton kita yang belum cukup umur nya, faktor itulah yang mengakibat rigid beton bahu jalan retak - retak" jelas Nasir menceritakan.
Namun dikatakan Nasir, pihak nya telah berupaya mengatasi permukaan rigid beton yang retak tersebut dengan melapisi nya menggunakan semen Sika yang bermutu tinggi. Tapi tidak dipungkiri langkah tersebut membuat permukaan beton kurang enak dipandang mata, karena banyak terdapat bekas tempelan semen Sika.
"Kalau retaknya masih kecil, kita upayakan dengan menuputi permukaan retak tersebut pakai semen Sika. Tapi jika retaknya dalam dan lebar pasti kita perintahkan untuk dibongkar kembali"ucap Nasir. (DM/int)
Artikel terkait:
Tidak ada komentar