"Kejahatan Berencana", Yayasan Pendidikan PGRI Padang Sumatera Barat dan Kepsek SMA PGRI 1 Padang akan Polisikan Oknum Guru Penyeting Informasi Fitnah
Screenshot salah satu Vidio media TV, : https://youtu.be/D-THUsKtyzE |
Internewss.com
Padang (SUMBAR) - Sehubungan dengan informasi yang beredar dalam pemberitaan dibeberapa media tv, (Kamis,14/10/ 2021), tentang adanya pemberitaan guru dikurung , disandera oleh preman dan sebagainya itu adalah berita "setingan/ diskenariokan, serta fitnah", tegas Ketua Yayasan Pendidikan PGRI Padang Sumatera Barat, Hardizon Bahar dan Kepsek SMA PGRI 1 Padang, Tasmin Anang.
Melalui relisnya, yang diterima Internewss (14/10/2021), Ketua Yayasan Pendidikan PGRI Padang Sumatera Barat, Hardizon Bahar dan Kepsek SMA PGRI 1 Padang, Tasmin Anang menerangkan, "setingan/ skenario ini dilakukan oleh oknum guru ASN yang sudah dikembalikan statusnya ke Instansi Induknya, sesuai surat BKN dan Kementerian PANRB ke Diknas Prov.Sumbar.
Screenshot salah satu Vidio media TV, : https://youtu.be/D-THUsKtyzE |
Tetapi Diknas Prov.Sumbar tidak merepon pengembalian guru ASN yang dipekerjakan /diperbantukan ke sekolah swasta ini, dan yang bersangkutan tetap bertahan, yang pada akhirnya tindak-tanduk mereka diluar batas kewajaran, dan merusak citra tenaga pendidik dan nama baik sekolah SMA PGRI 1 PADANG.
Kejadian tersebut adalah sebuah "setingan" yang diskenario oknum guru tersebut, dan sesungguhnya mereka sudah lama membuat kegaduhan. Mengadu domba siswa/wi, para guru-guru yang lain, dan juga telah melakukan pungutan liar kepada siswa/wi." paparnya.
Diduga Peristiwa tersebut sebuah kejahatan yang terencana.
Lebih lanjut dijelaskan, Kronologi sesungguhnya adalah..., Sebelumnya Kepala Sekolah SMA PGRI 1 PADANG Tasnim Anang S.Pd, M.Si telah memperingatan oknum guru tersebut agar dalam masa Pandemi covid 19 saat ini , sesuai dengan instruksi dari Dinas Pendidikan Prov.Sumatera Barat , untuk Kota Padang klasifikasi covid 19 nya masih kategori level 4 , sekolah tatap muka belum diizinkan, dan proses belajar mengajar masih dilakukan dengan sistem daring .
Untuk itu Kepala Sekolah mengingatkan oknum guru tersebut untuk tidak melakukan sistem belajar tatap muka, tetapi yang bersangkutan tetap nekad melakukan sekolah tatap muka, sehingga Kepala Sekolah berkoordinasi dengan Diknas Pe didikan Provinsi Sumatera Barat melalui Kabid SMA, Suryanto S.Pd.M.pd yang langsung turun ke sekolah menyampaikan bahwa Diknas tidak pernah memberikan petunjuk kepada oknum guru tersebut untuk melakukan sekolah tatap muka saat ini, dan masih belum diizinkan karena Kota Padang dalam level 4 , sehingga kepala sekolah dianjurkan untuk melaporkan oknum yang berani melanggar Prokes ke Satgas Covid 19 Kota Padang .
Terkait hal tersebut, agar sekolah SMA PGRI 1 PADANG tidak menjadi Klaster penyebaran Covid 19, maka Kepala Sekolah bersama para wakil Kepala Sekolah SMA PGRI 1 PADANG mengambil keputusan dan memutuskan untuk menyampaikan kepada siswa /wi agar sekolah masih dilakukan secara daring, dan melarang serta mempersilahkan para siswa/wi untuk kembali kerumah masing-masing, dan menghimbau agar jangan mengikuti oknum guru tersebut , karena sangat membahayakan bagi siswa/wi, keluarga dan masyarakat lain, terhadap dampak penyebaran virus Covid 19 ini.
Akan tetapi, oknum guru tersebut menghasut dan melarang para siswa/wi untuk pulang, dan mengajak mereka (para siswa/wi) bertahan disekolah untuk tetap melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, dengan rencana melakukan upacara.
Dan akhirnya, Kepala Sekolah melalui staf Yayasan melaporkan situasi ini kepada Polsek Padang Timur, dan meminta bantuan kepada pihak kepolisian untuk memberikan pengertian kepada siswa/wi, terutama oknum guru tersebut, agar segera menghentikan pembelajaran tatap muka ini, dan memulangkan siswa/wi nya kerumah masing-masing, namun sayang.., hal tersebut tidak di indahkan.
Sampai sorenya sekitar pukul 17.30 WIB, para siswa/wi telah pulang kerumah masing-masing.
Menjelang azan Magrib, Kepala Sekolah dan pihak Yayasan melalui SATPAM sekolah menutup pintu masuk sekolah dengan gembok, dan menyisakan sedikit ruang dengan membuka pintu hanya untuk sebatas keluar masuk orang saja.
Sungguh ironis, dan sangat disayangkan, ternyata situasi malam itu di manfaatkan oleh oknum guru tersebut , untuk membuat "setingan" seolah-olah mereka dikurung, dikunci dari luar sekolah, dan telah terkurung selama 15 jam. Padahal sewaktu petugas mau menutup pintu masuk pagar sekolah, para siswa/wi dan beberapa orang oknum guru sudah pulang dan tidak berada disekolah itu lagi, sehingga petugas menutup pintu masuk sekolah untuk menjaga keamanan sekolah. Dan cara penggembokan yang dilakukan oleh pihak Sapam /security sekolah sehari-harinya memang demikian.
Dan ternyata, mereka (oknum guru) tersebut telah mempersiapkan skenario ini dari luar sekolah, dengan ocehan "kami dikurung" yang mengundang perhatian masyarakat yang melintas di daerah tersebut dan memberi tahu para awak media tv, mereka men-seting seolah-olah para guru ramai dikunci, dikurung, dan bahkan dilakukan seolah-olah ada aksi Premanisme disini".
Mereka sudah mengskenariokan hal ini sedemikian rupa, padahal proses pembatasan sekolah telah berlangsung dari pagi jam masuk sekolah sekitar pukul 7.30 WIB, dan ini disaksikan oleh anggota Polsek Padang Timur, karena sebelumnya staf sekolah telah meminta bantuan Polsek Padang Timur sejak pagi untuk mengatasi kerumunan siswa/wi yang telah diperintahkan oleh oknum guru tersebut.
Bahkan yang lebih aneh lagi oknum guru tersebut mengkait-kaitkan pula dengan sengketa Yayasan, padahal yang bersangkutan bukan organ dari yayasan lain. Oknum guru tersebut adalah sebagai guru (ASN) yang sudah dikembalikan statusnya oleh pihak yayasan ke Instansi Induknya yaitu Diknas Provinsi Sumbar.
Pihak Yayasan dan Kepala Sekolah memastikan akan membawa kejadian ini ke ranah hukum, karena selain fitnah dan pencemaran nama baik, kejadian ini merupakan kejahatan berencana. Dan kami juga akan melaporkan oknum guru tersebut ke SATGAS COVID 19 Kota Padang terkait pelanggaran PROKES COVID 19", terangnya.
Hingga berita ini ditayangkan, media ini masih berupaya menunggu hasil konferensi dari pihak terkait lainnya. (tim)
Tidak ada komentar