BPBD Sumbar Atasi Dampak Abrasi Pantai di Kota Padang
Bebatuan dengan berat 200 kg, 300 kg, dan 500 kg lebih tersusun membentuk tanggul laut disekitar kawasan tugu merpati. |
Internewss, (Sumbar) - Abrasi pantai yang terjadi telah membuat garis pantai tergerus dan menjadi rusak. Bahkan jika tidak segera ditanggulangi, siklus alam seperti ini nyaris mengikis daratan. Tentunya dampak yang ditimbulkan sangat terasa, terutama pada kawasan pantai padat permukiman dan fasilitas publik lainnya.
Seperti abrasi yang terjadi di sepanjang garis pantai di Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat yang mengakibatkan sejumlah permukiman warga dan fasilitas publik disekitarnya terancam diseret oleh gelombang laut.
Dan seperti diketahui selain menjadi lokasi objek wisata, kawasan pantai di kota Padang juga merupakan kawasan padat permukiman penduduk. Untuk itulah, menghindari dampak meluas dari sisi sosial dan ekonomi nantinya, abrasi yang terjadi mesti segera diatasi.
Dari pantauan media ini dilokasi pantai yang mengalami Abrasi, tepatnya di dekat mesjid Al hakim pantai Padang. Saking dahsyat nya hantaman gelombang laut mengakibatkan garis pantai tergerus dan mengalami kerusakan. Kondisi tersebut, bahkan nyaris mengancam bangunan tempat ibadah tersebut. Disini langkah tanggap pemerintah propinsi Sumatera Barat melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) terlihat dengan membangun tanggul laut guna mengatasi bencana alam akibat abrasi tersebut.
Puluhan ribu ton batu didatangkan ke lokasi yang mengalami abrasi. Bebatuan dengan berat 200 kg, 300 kg, hingga 500 kg lebih di susun membentuk seperti tanggul dengan menggunakan sejumlah alat berat.
Pekerjaan yang sama juga berjalan di dua lokasi abrasi yakni di kawasan pantai dekat tugu merpati dan kawasan pantai pasia Jambak.
Nantinya, dengan dibuatkan tanggul tersebut hantaman ombak dan arus air laut dapat diatasi.
Menurut Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Propinsi Sumatera Barat, H. Erman Rahman, SE. M.Si, melalui Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi sekaligus PPK Proyek Penanganan Darurat Abrasi Pantai Padang, Suryadi. E, ST. MT, mengatakan, lebih kurang lima minggu sudah pekerjaan ini dilaksanakan.
"Dengan perkiraan tujuh puluh hari masa pelaksanaan, separuh waktu nya sudah berjalan. Jika tidak ada halangan, insya Allah 35 hari kedepan pekerjaan ini selesai dilaksanakan,"katanya.
Dikatakan juga, peristiwa abrasi pantai merupakan bencana alam yang mesti perlu penanganan segera. Karena tugas penanganan bencana merupakan tupoksi BPBD Sumbar, maka harus dilaksanakan dan dikerjakan segera. Disamping ada juga pekerjaan yang sama dilakukan oleh Dinas PSDA Sumbar dan Balai Sungai Sumatera V Padang, namun tidak dalam bentuk tanggap darurat bencana.
"Namun demikian, dari sisi teknis pekerjaan, pihak BPDB Sumbar melibatkan Dinas PSDA Sumbar. Dengan adanya pendampingan teknis dari Dinas PSDA Sumbar, pekerjaan pengamanan abrasi pantai di Kota Padang berjalan sesuai ketentuan dan acuan teknis" harapnya.
Saat ini pekerjaan yang sudah berjalan ditiga lokasi abrasi pantai di Kota Padang telah ada yang mencapai bobot 30 persen. "Mudah - mudahan material batu yang kita butuhkan selalu ada sehingga pekerjaan berjalan lancar dan waktu tersisa cukup untuk menyelesaikan pekerjaan" jelasnya.
Bagi masyarakat pesisir perlu mewaspadai bencana abrasi. Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.
"Sebenarnya kawasan pantai mulai dari Selatan hingga Utara laut Sumbar rawan abrasi. Untuk itu, perhatian dari pemerintah daerah hingga pusat sangat diperlukan sekali guna mendukung kegiatan ke bencanaan di daerah," tambahnya.
(Armen)
Tidak ada komentar