Padi Sidenuk Difungsikan Kota Semarang Guna hasilkan Beras Organik
Internewss.com.Semarang(JATENG)--- Penggunaan padi varietas Sidenuk merupakan salah satu program Kegiatan PHLIN BATAN di Kota Semarang sejak tahun 2016. Selain memanfaatkan secara luas varietas unggul padi hasil litbang iptek nuklir BATAN oleh masyarakat, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian petani serta kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan penangkaran dan penyebaran benih padi varietas ungguk hasil litbang BATAN pada bidang pertanian.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, W.P. Rusdiana, penanaman varietas Sidenuk dilakukan dengan sistem pertanian organik. Hal ini dikarenakan tanah di wilayah Kota Semarang unsur haranya sudah sangat berkurang dan terlalu banyak penggunaan pupuk kimianya. Di samping itu, Kota Semarang memiliki satu komunitas petani dan penyuluh pemanfaatan pupuk organik di Kecamatan Mijen.
“Khusus untuk padi organik ini panennya bisa maju dua minggu dan hasilnya melebihi dari yang memakai pupuk anorganik,” jelas Rusdiana, disela-sela Gelar Potensi Kegiatan Promosi Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN) BATAN di Agro Cepoko Dinas Pertanian Kota Semarang, Selasa (07/11/2017).
Varietas padi Inpari Sidenuk (Si Dedikasi Nuklir) merupakan varitas unggul padi hasil inovasi yang menggunakan teknologi nuklir dan telah memperoleh sertifikasi dari Kementrian Pertanian. Selain produktivitasnya tinggi yang mencapai 8-9 ton/ha, masa tanamnya hanya 110 hari dan tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat (WBC) serta rasa nasinya lebih pulen.
Sementara itu, anggota Kelompok Tani Sumber Rezeki Purwosari Kecamatan Mijen Semarang, Marzuki, mengatakan bahwa varietas padi Sidenuk merupakan varietas padi yang bagus baik kualitas maupun kuantitasnya. Di samping itu, dari segi ekonomi, varietas padi Sidenuk sangat menguntungkan bagi para petani, karena produktivitasnya cukup tinggi.
Marzuki menjelaskan bahwa hasil panen padi varietas Sidenuk yang terperolehnya dengan full organik beberapa waktu lalu bisa mencapai hingga 7,1 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP). Padahal menurut kebiasaan yang full organik itu tidak akan lebih dari 5 ton/ha GKP, tetapi dengan varietas Sidenuk bisa mencapai lebih dari itu.
“Kemarin pada saat kami tanam dengan full organik dapat mencapai hingga 7,1 ton/ha GKP,” kata Marzuki. Dia sangat berkeinginan untuk terus mengembangkan padi varietas Sidenuk, bahkan akan berusaha menangkarkan bibitnya sendiri dengan indukan yang berasal dari BATAN.
#Peter/ arial/ batan.go.id
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, W.P. Rusdiana, penanaman varietas Sidenuk dilakukan dengan sistem pertanian organik. Hal ini dikarenakan tanah di wilayah Kota Semarang unsur haranya sudah sangat berkurang dan terlalu banyak penggunaan pupuk kimianya. Di samping itu, Kota Semarang memiliki satu komunitas petani dan penyuluh pemanfaatan pupuk organik di Kecamatan Mijen.
“Khusus untuk padi organik ini panennya bisa maju dua minggu dan hasilnya melebihi dari yang memakai pupuk anorganik,” jelas Rusdiana, disela-sela Gelar Potensi Kegiatan Promosi Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN) BATAN di Agro Cepoko Dinas Pertanian Kota Semarang, Selasa (07/11/2017).
Varietas padi Inpari Sidenuk (Si Dedikasi Nuklir) merupakan varitas unggul padi hasil inovasi yang menggunakan teknologi nuklir dan telah memperoleh sertifikasi dari Kementrian Pertanian. Selain produktivitasnya tinggi yang mencapai 8-9 ton/ha, masa tanamnya hanya 110 hari dan tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat (WBC) serta rasa nasinya lebih pulen.
Sementara itu, anggota Kelompok Tani Sumber Rezeki Purwosari Kecamatan Mijen Semarang, Marzuki, mengatakan bahwa varietas padi Sidenuk merupakan varietas padi yang bagus baik kualitas maupun kuantitasnya. Di samping itu, dari segi ekonomi, varietas padi Sidenuk sangat menguntungkan bagi para petani, karena produktivitasnya cukup tinggi.
Marzuki menjelaskan bahwa hasil panen padi varietas Sidenuk yang terperolehnya dengan full organik beberapa waktu lalu bisa mencapai hingga 7,1 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP). Padahal menurut kebiasaan yang full organik itu tidak akan lebih dari 5 ton/ha GKP, tetapi dengan varietas Sidenuk bisa mencapai lebih dari itu.
“Kemarin pada saat kami tanam dengan full organik dapat mencapai hingga 7,1 ton/ha GKP,” kata Marzuki. Dia sangat berkeinginan untuk terus mengembangkan padi varietas Sidenuk, bahkan akan berusaha menangkarkan bibitnya sendiri dengan indukan yang berasal dari BATAN.
#Peter/ arial/ batan.go.id
Tidak ada komentar